TUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN KITA



 Tuhan Tempat Perlindungan Orang Lemah 

(Mazmur 61:1-9)

    Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai pergumulan, masalah dan tantangan hidup yang harus dijalani sebagai sebuah dinamika kehidupan. Begitu juga dengan Daud, walaupun dia seorang raja namun, dia juga memiliki pergumulan, masalah dan tantangan hidup yang harus dihadapi sebagai manusia. Mazmur 61 tergolong dalam mazmur ratapan. Dimana Daud mengungkapkan seluruh kegelisahan, kesesakan, isi hati bahkan kelemahan yang dia rasakan dan alami saat itu. Sebagai raja, dia diperhadapkan dengan musuh, orang-orang yang ingin membunuhnya, belum lagi anaknya sendiri (Absalom) yang memberontak dan menghasut rakyat Israel untuk melakukan kudeta terhadap Daud. Persoalan-persoalan inilah yang mendasari Daud untuk menulis dan mengungkapkan isi hatinya kepada TUHAN melalui mazmur ini.

    Saudara-saudari, jika dilihat dari Mazmur 61:1-9, terdapat 2 hal penting yang perlu kita pelajari bersama dari sikap seorang Daud saat mengalami kelemahan, penderitaan atau pergumulan hidup :
  1. Dalam kelemahan Daud mencurahkan isi hatinya kepada TUHAN dalam Doa. Ayat 1-3 menyatakan bahwa Daud berseru dalam doa kepada Allah yang ia sembah. Alkitab tidak mengatakan bahwa Daud dalam kesesakan,kelemahan,dan penderitaannya ia pergi kepada teman, sahabat atau tetangga untuk menceritakan/mencurahkan isi hatinya kepada mereka. Justru yang ia lakukan adalah berseru dalam doa, ia menangis dalam doa menceritakan apa yang ia alami saat itu. Daud tidak membutuhkan sosial media untuk menulis status bahwa ia sedang menghadapi masalah seperti orang-orang pada zaman sekarang. Sikap Daud yang memilih untuk berdoa, berseru dan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan adalah tindakan dari seorang pribadi yang betul-betul bergaul atau dekat dengan Tuhan. Dia orang yang menyadari bahwa doa adalah jalan yang membuat dia merasa diperhatikan dan didengarkan oleh Sang Maha Kasih. Aku pernah membaca sebuah buku yang berjudul "Jalannya Tidak Mudah". Buku tersebut berbicara tentang bagaimana membangun kehidupan doa. Terdapat banyak tokoh atau para hamba Tuhan yang menceritakan tentang pengalaman dan bagaimana mereka mengalami Tuhan dalam bukit doa yang selalu diserukan kepada Tuhan. Salah satu tokoh dalam buku tersebut bernama Soren Kirkegaard mengemukakan arti doa baginya yaitu "dengan diam-diam menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan." Menyerahkan berarti Tuhan yang pegang kendali bukan kita. Inilah yang dilakukan oleh Daud. Dari teks ini menjelaskan bahwa dia betul-betul menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Menyerahkan situasi/kondisi yang tidak baik yang sedang dia alami. Saudara-saudari, kita perlu meyakini bahwa orang yang takut akan Tuhan doanya pasti di jawab oleh TUHAN.
  2. Dalam kelemahan Daud menjadikan TUHAN sebagai tempat perlindungan yang aman. Ayat selanjutnya dijelaskan tentang bagaimana Daud mengakui bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang paling aman saat mengalami ancaman/penderitaan/tantangan dan pergumulan hidup. Dalam ayat 4 dengan tegas Daud menyatakan bahwa: "Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh...." Kata telah disini menunjukan bahwa bukan baru sekarang dia mengetahui dan mengakui bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang aman dalam hidupnya. Namun, pengalaman di masa lalu bersama Tuhan yang membuat ia dengan iman yang sungguh meyakini bahwa Allah adalah tempat perlindungan yang teguh dalam hidupnya. Keputusan Daud untuk tetap percaya bahwa Tuhan sebagai tempat perlindungannya dalam pergumulan hidup adalah sebuah pengakuan iman seseorang yang dewasa dalam Tuhan. Saudara-saudari, pada umumnya orang dewasa berarti kita tidak bergantung kepada orang lain, tetapi orang yang dewasa rohani berarti kita semakin bergantung atau berlindung pada Tuhan Yesus, karena kita menyadari di luar Yesus kita tidak bisa melakukan apa-apa. Saudara-saudari, mungkin saat menghadapi masalah kita manusia kadang mengeluh, kecewa dengan Tuhan karena penderitaan yang kita alami belum ada jalan keluar, luka kita belum sembuh sudah ada luka yang lain. Akhirnya, iblis mengintimidasi pikiran kita untuk melakukan hal-hal buruk dan dapat mencelakkan diri kita sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kita belum dewasa rohani, kita masih mengandalkan diri kita sendiri, berjalan jauh sampai lupa pulang pada tempat yang paling aman yaitu TUHAN kita.

    Saudara-saudari, yang membaca renungan ini mungkin ada yang bergumul untuk pendidikan, bergumul untuk pekerjaan, bergumul untuk pasangan hidup, bahkan bergumul untuk keluarga kalian. Satu hal yang pasti, tetaplah bersandar pada TUHAN, meskipun situasi kita belum berubah. Jangan pernah membandingkan penderitaan/masalah/pergumulan yang kita hadapi dengan orang lain. Tetapi pandanglah Yesus, lihatlah jalan salib yang Yesus lalui untuk kita. Maka kita yang letih, kita yang khawatir, kita yang cemas akan diberikan kekuatan penuh dari DIA yang telah melalui semuanya bahkan lebih berat dibanding penderitaan kita. Matius 11: 28 "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberikan kelegahan kepadamu." Hanya di dekat TUHAN kita yang lemah memperoleh ketenangan dan kelegaan. Tuhan Yesus Mengasihi kita semua. Amin.








Komentar

  1. Amin, Tuhan Yesus memberkati kita semua 😇

    BalasHapus
  2. Tulisan di blog ini sdh dari 2023 sayang skali baru baca di 2025 (a tough year), setiap kalimat benar-benar menguatkan iv, danke banya kakakuu.. Tuhan yesus terus pakai kaka sebagai Antua punya perpanjangan tangan selalu, AMIN !!

    BalasHapus

Posting Komentar